METRO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro mengadakan sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 untuk berbagai organisasi media di Kota Metro. Acara ini bertujuan meningkatkan partisipasi pemilih dan mensukseskan jalannya Pilkada serentak tahun 2024 di Kota Metro.
Kegiatan yang berlangsung di Aidia Grande Hotel, Jumat (5/7/2024) ini menghadirkan tiga narasumber utama yaitu Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Metro Abdul Wahab, Ketua PWI Kota Metro Rino Panduwinata, dan Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Kota Metro Verry Sudarto.
Plh Ketua KPU Kota Metro, Yunita Dewi Nurbaya, membuka acara tersebut yang dihadiri juga oleh Komisioner KPU Provinsi Lampung Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM, Antoniyus Cahyalana.
Dalam pemaparannya, Dewan Penasehat PWI Kota Metro, Abdul Wahab menyampaikan materi tentang “Inklusivitas Media dalam Mendongkrak Partisipasi Pemilih dalam Metode Tidak Langsung.” Ia menjelaskan bahwa Pilkada langsung adalah bagian dari proses demokrasi dan pentingnya partisipasi pemilih untuk legitimasi serta kualitas demokrasi. Wahab menegaskan bahwa media massa adalah alat utama dalam penyebaran informasi dan pendidikan politik.
Wahab menjelaskan bahwa media massa inklusif adalah media yang memberikan akses informasi yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Ia juga menyoroti pentingnya menggunakan berbagai format dan platform seperti cetak, televisi, radio, dan digital untuk menjangkau semua kalangan.
Wahab menekankan penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan mengakomodasi kebutuhan kelompok marginal, seperti penyandang disabilitas dan minoritas. Menurutnya, media massa harus menyediakan informasi dalam bahasa yang mudah dipahami, termasuk bahasa daerah.
Wahab berharap media massa dapat menyebarkan informasi yang adil, akurat, dan objektif tentang kandidat, program, serta proses pemilihan. Ia mengingatkan pentingnya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam proses pilkada. Selain itu, media massa juga harus mampu menangkal berita hoaks yang marak di media sosial guna menghindari kebingungan di kalangan pemilih.
Sebagai sarana pendidikan pemilih, Wahab menyampaikan pentingnya edukasi tentang partisipasi dalam pemilihan serta sosialisasi mengenai hak dan kewajiban sebagai pemilih. Ia juga menekankan perlunya media massa bersikap independen dalam melaporkan ketidakwajaran atau kecurangan dalam Pilkada 2024 di Kota Metro.
Wahab menekankan pentingnya aksesibilitas informasi bagi semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau teknologi. Teknologi yang mendukung aksesibilitas seperti teks alternatif, captioning, dan situs web ramah pengguna perlu dioptimalkan.
Informasi yang disajikan media massa harus relevan dengan berbagai kelompok masyarakat dan mengakomodasi pandangan serta kepentingan minoritas. Wahab juga mendorong keterlibatan publik dengan membuka ruang bagi partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan berita dan opini.
Wahab menggarisbawahi pentingnya kampanye sosial untuk mendorong kesadaran politik dan partisipasi pemilih. Penggunaan tokoh masyarakat atau influencer dinilai efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Ia juga mendorong kerjasama dengan LSM, komunitas lokal, dan lembaga pendidikan untuk menyebarkan informasi Pilkada 2024.
Wahab menyoroti pentingnya inovasi digital untuk menjangkau pemilih muda dan pengguna teknologi. Media massa dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital, serta menyediakan konten multimedia seperti video, podcast, dan infografis untuk menarik perhatian pemilih.
Dalam kesimpulannya, Wahab menegaskan bahwa media massa inklusif adalah kunci untuk mendongkrak partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 di Kota Metro. Partisipasi pemilih yang tinggi mencerminkan demokrasi yang sehat dan berdaya saing. Wahab juga mengingatkan pentingnya dukungan dari pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk media massa inklusif, serta peningkatan literasi masyarakat guna mengoptimalkan peran media massa di Kota Pendidikan ini. (Mahfi)

Add Comment