Advertorial Metro

Wakil Wali Kota Metro Buka Pasar Takjil Purwosari

Wakil Wali Kota Metro, Qomaru Zaman bersama Anggota Komisi II DPRD Kota Metro, Iin Dwi Astuti saat membuka pasar takjil Purwosari. (Ist)

METRO – Wakil Wali Kota Metro, Qomaru Zaman membuka Pasar Takjil Purwoasri Kamis (14/3/2024) sore. Ribuan masyarakat Kecamatan Metro Utara terpantau hilir mudik memadati lokasi Pasar Takjil Purwosari.

Dari pantauan, Wakil Wali Kota Metro Qomaru Zaman memotong tali balon udara sebagai tanda dibukanya pasar takjil Purwosari yang merupakan tradisi rutin setiap Ramadhan di Kecamatan Metro Utara.

Qomaru mengawali pembukaan tersebut dengan berkeliling ke setiap lapak para pedagang. Qomaru bahkan berinteraksi dengan para pedagang terkait tingkat kenyamanan hingga omset dan pendapatan.

Orang nomor dua di lingkungan Pemkot Metro tersebut menyampaikan bahwa terdapat ratusan jenis kuliner yang dijajakan pedagang sebagai pilihan menu berbuka puasa.

“Kalau yang dijajakan luar biasa banyak ada bermacam-macam, ratusan jenis makanan yang dijajakan oleh masyarakat. Ini pergerakan perekonomian rakyat yang luar biasa,” kata dia saat diwawancarai awak media, Kamis (14/3/2024).

Ia mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan pasar takjil Purwosari mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.

“Di titik ini, Purwosari saya sudah tiga kali ini ke sini membuka pasar takjil. Dan saya lihat pergerakannya semakin hebat yang mana tahun ini ada 91 pedagang yang terlibat sementara tahun kemarin 80-an. Artinya ini ke depan harus diteruskan,” ujarnya.

Tak hanya di Purwosari, Qomaru juga memberikan apresiasi atas keterlibatan masyarakat dalam geliat ekonomi ramadhan di sejumlah kelurahan yang ada di Bumi Sai Wawai.

“Beberapa titik juga sudah berjalan, seperti di Imopuro dan lainnya, tentu semuanya harus bergerak. Ini sangat membantu masyarakat. Pemerintah sangat hadir kok,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, salah seorang pedagang mengaku ketiban berkah Ramadhan selama berjualan di pasar takjil Purwosari, Metro Utara.

“Saya dagang sudah dari dulu, dagangannya ini terus Alhamdulillah setiap hari banyak habisnya. Kalau misalnya habis setiap hari saya dapat Rp 300 Ribu sampai Rp 400 Ribu. Alhamdulillah di sini rame jadi penghasilannya bisa membantu perekonomian keluarga di rumah,” kata Iska pedagang sayur siap saji asal Purwosari.

Sementara itu ketua Karang Taruna Kelurahan Purwosari, Ahmad Mustakim mengungkapkan bahwa para pedagang dapat berjualan dilokasi itu dengan biaya pendaftaran Rp 5 Ribu dan berlaku sepanjang bulan suci Ramadhan.

“Data hari ini ada 91 pedagang, ini ruang atau lapak yang disediakan untuk masyarakat, tapi memang mayoritas yang mengisi lapak dagangannya adalah masyarakat sekitar yang merupakan Warga 28, baik itu Purwosari maupun Purwoasri,” ucapnya.

“Mekanisme berdagang di sini juga hanya cukup dengan mendaftar sebesar Rp 5 Ribu, itupun kita sepakati di rapat-rapat sebelumnya dengan pedagang. Uang itu juga kita gunakan untuk membuat banner dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Dirinya juga turut menyimak informasi yang kini tengah viral di Metro terkait biaya pendaftaran yang dibebankan ke pedagang takjil di lokasi wisata kuliner senja Ramadhan lantai 2 pasar Cendrawasih sebesar Rp 100 Ribu.

Ia menilai, biaya pendaftaran sebesar Rp 5 Ribu yang dibebankan kepada pedagang pasar takjil Purwosari telah lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan.

“Terkait itu sempat dengar, tapi kan di sana ada panitia sendiri. Tapi kalau mengukur dari pedagang yang ada di sini tentu nominal segitu sangat memberatkan, maka di sini kita sepakati bersama biaya pendaftaran Rp 5 Ribu untuk satu pedagang. Rp 5 Ribu itu juga untuk sekali pendaftaran saja, lalu para pedagang bisa berjualan dari awal ramadhan sampai akhir Ramadhan,” bebernya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kota Metro, Iin Dwi Astuti juga turut memberikan tanggapannya prihal pungutan Rp 100 Ribu dalam kegiatan pasar senja Ramadhan.

Menurutnya, polemik tersebut perlu menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara kegiatan masyarakat agar uang yang ditarik tidak mengarah pada praktek pungutan liar (Pungli).

“Tentu menyikapi yang saat ini viral, itu perlu menjadi bahan evaluasi. Jangan sampai dengan adanya kontribusi Rp 100 Ribu itu justru dapat mengarah kepada pungli,” ungkapnya.

Dirinya juga membeberkan partisipasi pedagang dan geliat ekonomi yang meningkat di Metro Utara karena panitia penyelenggara yang tidak membebankan masyarakat pedagang.

“Jika di Metro Utara itu dilaksanakan setiap tahun sebagai rutinitas yang dikelola oleh karang taruna, dan di tahun ini pasar takjil Purwosari mengalami peningkatan yang signifikan, terhitung ada 91 pedagang yang mengikuti gelaran pasar takjil,” tuturnya.

“Yang jelas kalau di wilayah Metro Utara itu tidak memungut biaya apapun, panitia hanya memungut biaya pendaftaran yang sebelumnya memang sudah dirapatkan terlebih dahulu oleh para pedagang yang akan mengisi lapak-lapak,” tandasnya. (Adv)

About the author

Redaksi TabikPun

Add Comment

Click here to post a comment

Tinggalkan Balasan

IKLAN

IKLAN

%d blogger menyukai ini: