Biografi Alana Willy Kusuma

Alana Willy Kusuma, seorang yang akrab diapanggil Alan adalah mahasiswa Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan di Sekolah Vokasi IPB, angkatan 59. (Ist)

Tabikpun.com – Alana Willy Kusuma, seorang yang akrab diapanggil Alan adalah mahasiswa Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan di Sekolah Vokasi IPB, angkatan 59. Lahir di Banyumas pada 30 Juli 2004.

Dibalik kesibukannya sebagai mahasiswa semester akhir, Alan tetap aktif dalam kegiatan sosial dan kepemudaan. Ia mendedikasikan waktunya sebagai sukarelawan untuk pengabdian masyarakat, khususnya bagi para lansia, dan menjadi pengawas di Dewan Pengawas MPK OSIS di daerah Jawa Tengah.

Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, Alan menghabiskan masa kecilnya di desa hingga jenjang SD sebelum akhirnya mulai merantau saat SMP. Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD Negeri 1 Cikembulan, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Ajibarang dan SMA Negeri 2 Purwokerto.

Sebelum akhirnya melanjutkan studi di Sekolah Vokasi IPB University, Alan sempat mencoba beberapa tes kedinasan. Awalnya, ia sempat berpikir untuk beralih ke bidang komunikasi atau hukum, tetapi dikarenakan IPB University lebih banyak menawarkan jurusan berbasis sains, ia akhirnya memilih Teknik dan Manajemen Lingkungan.

Keputusan ini jugadidorong oleh ketertarikannya pada bidang teknik serta kepeduliannya terhadap isu lingkungan. Perjalanan akademiknya tidak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidaksesuaian metode pengajaran guru/dosen, tekanan dalam menyesuaikan diri dengan bidang yang ia tekuni, hingga dinamika lingkungan pertemanan yang beragam, yang membuatnya harus lebih selektif dalam memilih teman.

Minat Alan terhadap organisasi sudah terlihat sejak SMA, terutama di bidang legislatif. Saat memasuki dunia perkuliahan, ia bergabung dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) untuk lebih mengembangkan kemampuan komunikasinya yang kurang terwadahi didalam program studinya. Bersama rekannya, Fariz, Alan membuat gebrakan baru dalam berorganisasi dengan menjadi pemimpin di organisasi masing-masing yang Alan dan Fariz ikuti.

Saat menjabat sebagai Ketua DPM,  Alan berhasil memperjuangkan pencabutan kebijakan UKT yang dianggap memberatkan mahasiswa. Keputusan ini membawa dampak positif bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial.

Selain itu, ia juga menginisiasi penggalangan dana untuk panti asuhan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar. Tidak hanya keberhasilannya, masa kepemimpinannya juga diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti krisis kepercayaan, membangun bonding dengan anggota, menghadapi masalah yang tidak terduga, serta harus membuktikan kemampuan dirinya karena saat itu ia bukanlah termasuk kandidat unggulan yang mencalonkan diri sebagai Ketua DPM.

Dalam perjalanannya sebagai mahasiswa, Alan meraih berbagai prestasi. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah menjadi juara satu dalam Olimpiade Vokasi Indonesia. Kemenangan ini terasa istimewa karena pada awalnya tim alan tidak diunggulkan untuk menjadi pemenang.

Selain itu, ia juga pernah memenangkan lomba debat saat masih menjadi mahasiswa baru yang tentunya hal itu sangat mengharumkan nama program studinya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kontribusi Alan terhadap lingkungan sekitar juga cukup besar.

Selain berhasil memperjuangkan kebijakan yang berpihak kepada mahasiswa saat menjadi ketua DPM, ia juga aktif dalam kegiatan volunteer pengabdian masyarakat, terutama bagi lansia. Saat ini, ia juga menjadi pengawas Dewan Pengawas MPK OSIS di daerah Jawa Tengah.

Sebagai pemimpin organisasi, Alan memiliki visi untuk membantu anggota dalam mengembangkan kemampuan mereka dan menyalurkan aspirasi mahasiswa sesuai dengan orientasi DPM. Baginya, kebermanfaatan organisasi lebih penting daripada sekadar menjaga harmonisasi internal.

Ia percaya bahwa jika organisasi mampu memberikan manfaat nyata bagi banyak orang, maka hubungan internal pun akan berjalan dengan baik. Sepanjang hidupnya, ada satu tokoh yang Alan kagumi sebagai role model atau panutannya. tokoh yang paling menginspirasi baginya adalah BJ Habibie.

Ia mengagumi loyalitas, kepandaian, serta tekad dan keberanian Habibie dalam menghadapi keraguan orang lain terhadap dirinya. Motto hidup Alan adalah Jika memang ingin kenyamanan maka tidak akan ada suatu kemajuan, jika ingin suatu kemajuan maka tidak akan ada kenyamanan. Baginya, keluar dari zona nyaman adalah kunci utama dalam mencapai kemajuan.

Ia percaya bahwa meskipun perjalanan hidup memiliki naik turun, setidaknya seseorang harus berani mencoba. Untuk mahasiswa baru yang sedang menitih karir, Alan berpesan agar mereka selalu berani keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, dan tidak takut menghadapi tantangan.

Di era saat ini, mahasiswa yang hanya berdiam di zona nyaman akan tertinggal. Alan memiliki banyak mimpi dalam karirnya. Salah satu cita-citanya adalah menjadi seorang pebisnis, tetapi karena saat ini ia sedang fokus di bidang teknik, ia bercita-cita menjadi profesional di bidang safety atau dikenal dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Beberapa industri yang menjadi targetnya antara lain, Industri Semen Bima, PT Sawit Bumi Jaya Agro, dan PT Pertamina. Dengan latar belakang akademik yang kuat juga pengalaman organisasi dan sosial yang luas, Alana Willy Kusuma ingin terus berusaha memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.  Semangat dan dedikasinya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin atau sedang menjalani kehidupan akademik dan sosial dengan seimbang.

Nama: Fasya Hazhiyah

NIM: J0401231303

Redaksi TabikPun :