Disya Ayu Rivtryana, Meniti Karier dengan Hati dan Dedikasi

Disya Ayu Rivtryana membuktikan bahwa menjadi pengajar di usia muda bukanlah sebuah halangan. (Ist)

Tabikpun.com – Menjadi pengajar di usia muda bukanlah sebuah halangan. Justru, itu adalah tantangan yang membentuk karakter dan memperbanyak pengalaman. Perjalanan pendidikan yang ditempuh dengan dukungan penuh dari orang tua menjadi berkah tersendiri, memberikan keyakinan bahwa setiap langkah memiliki arti.

Disya Ayu Rivtryana adalah salah satu dari mereka yang membuktikan bahwa semangat belajar dan keberanian mengambil peluang dapat membawa seseorang lebih jauh dari yang dibayangkan. Disya Ayu Rivtryana adalah seorang akademisi muda yang saat ini berperan sebagai asisten dosen di program studi Manajemen Agribisnis (MAB) Sekolah Vokasi IPB University.

Selain itu, ia juga tengah menempuh pendidikan ekstensi dari D3 ke S1 di Binus University. Perjalanan hidup dan kariernya penuh dengan pengalaman yang membentuknya menjadi pribadi yang terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai tantangan. Lahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, Disya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh dukungan.

Kedua kakaknya, yang sudah menikah dan memiliki anak, turut menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Orang tuanya yang tinggal di Bogor selalu memberikan dorongan, baik secara finansial maupun emosional. Dukungan keluarga ini menjadi hal penting dalam setiap keputusan yang ia ambil. Ketika dihadapkan pada kebingungan atau tantangan, Disya selalu mengandalkan nasihat dan dukungan keluarganya.

Disya lahir dan besar di Bandung hingga masa SMA. Sejak kecil, ia terbiasa hidup di lingkungan yang sangat mementingkan pendidikan. Mengenyam pendidikan di yayasan yang sama dari TK hingga SD, lalu melanjutkan ke SMP dan SMA negeri, menjadikannya terbiasa dengan atmosfer belajar yang kompetitif dan mendukung perkembangan intelektualnya.

Sejak kecil, bakatnya dalam bidang akademik belum terlalu menonjol, tetapi ketertarikannya terhadap seni tari terlihat sebagai warisan dari keluarganya di Jawa. Tantangan dalam dunia pendidikan mulai ia rasakan saat memasuki jenjang SMA, khususnya dalam menentukan jurusan. Awalnya, ia sempat bimbang memilih antara IPA, IPS, atau Bahasa.

Namun, dengan bantuan tes kepribadian, ia akhirnya memilih jurusan IPA dengan mata pelajaran lintas jurusan di bidang ekonomi. Keputusan ini membawanya ke dunia Manajemen Agribisnis saat kuliah, di mana ia menemukan penyatuan antara ilmu eksakta dan sosial.

Awal Karier dan Perjalanan Menjadi Asisten Dosen

Setelah menyelesaikan studi D3, Disya awalnya berencana langsung melanjutkan ke jenjang S1. Namun, kebingungan dalam memilih jurusan membuatnya menunda sementara keputusannya. Tanpa disengaja, suatu pertemuan di rumah sakit dengan salah satu dosen MAB, Pak Dahri, menjadi titik balik dalam kariernya.

Dalam perbincangan santai, ia menceritakan rencananya ke depan, yang akhirnya berujung pada tawaran untuk membantu administrasi di program studi tersebut. Dari sinilah perjalanan kariernya di Sekolah Vokasi IPB dimulai. Awalnya hanya menangani administrasi, namun dengan kerja keras dan dedikasinya, ia akhirnya mendapat kesempatan menjadi asisten dosen.

Saat ini, selain mengajar, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan akademik dan administratif di institusinya. Selain itu, ia pernah berperan sebagai Asisten Administrasi di Manajemen SMK PK SV IPB, Fasilitator Pelatihan Prakerja IPB, serta Asisten Pengajar dalam program Wirausaha Merdeka IPB University.

Pengalaman kerja ini memperkaya wawasannya dalam dunia pendidikan dan pelatihan. Setiap perjalanan karier tentu tidak lepas dari tantangan. Namun, bagi Disya, tantangan bukanlah hambatan, melainkan pengalaman baru yang memperkaya hidup.

Salah satu tantangan terbesar dalam pekerjaannya adalah bertemu dan berinteraksi dengan berbagai karakter manusia. Kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan beragam kepribadian menjadi keterampilan yang terus ia asah.

Dalam menjalani kehidupannya, Disya memegang teguh prinsip untuk selalu menghargai orang lain, beradaptasi dengan lingkungan, serta menjalani segala sesuatu dengan bahagia. Baginya, pekerjaan bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sumber kebahagiaan. Prinsip lain yang ia yakini adalah bahwa setiap langkah yang diambil hari ini akan berpengaruh besar pada kehidupan di masa depan.

Setiap hari bagi Disya adalah pencapaian tersendiri, namun salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat ia pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Sumatera, tepatnya di Bengkulu, untuk urusan pekerjaan. Sebelumnya, ia hanya pernah bepergian di Pulau Jawa, sehingga perjalanan ini menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Dari perjalanan ini, Disya akhirnya bisa melihat Indonesia dari sisi lain. Ke depan, Disya berharap dapat terus menebarkan energi positif kepada orang-orang di sekitarnya. Ia bercita-cita untuk melanjutkan kariernya di dunia akademik, mungkin suatu hari nanti menjadi dosen penuh waktu. Selain itu, ia juga mulai berpikir untuk membangun rumah tangga, berharap ada jalan yang terbuka untuk mewujudkan impian tersebut.

Pesan untuk Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan dan mempersiapkan diri untuk dunia kerja, Disya berpesan agar mereka tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memikirkan dampak dari setiap langkah yang diambil. Menurutnya, pengalaman adalah kunci dalam pembelajaran hidup. Mahasiswa harus berani mencoba hal-hal baru, tetap bersemangat, dan selalu komunikatif agar dapat dikenang dengan baik oleh orang-orang di sekitar mereka.

Perjalanan Disya Ayu Rivtryana menjadi bukti bahwa dengan dukungan keluarga, semangat belajar, dan ketekunan dalam bekerja, seseorang dapat berkembang dan mencapai impian mereka. Dengan prinsip hidup yang kuat dan hati yang tulus dalam berbagi ilmu, ia terus berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Sejak awal, Disya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia pendidikan dan manajemen. Berawal dari pertemuan tak terduga dengan salah satu dosen di Sekolah Vokasi IPB University, peluang sebagai asisten dosen pun terbuka lebar.

Awalnya hanya membantu di bagian administrasi, namun seiring waktu, ia dipercaya untuk berperan lebih besar dalam dunia akademik. Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, kini ia tak hanya menjadi seorang asisten dosen, tetapi juga berkontribusi dalam berbagai program akademik dan pengembangan pendidikan vokasi.

Penulis: Nadia Aliya Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

Redaksi TabikPun :