Perjalanan dan Motivasi Saepudiqri Dari Mahasiswa Hingga Asisten Dosen

Saepudiqri, seorang mahasiswa dari angkatan 57 jurusan Komunikasi Digital dan Media di Sekolah Vokasi IPB University, memiliki perjalanan pendidikan yang penuh warna dan tantangan. (Ist)

Tabikpun.com – Saepudiqri, seorang mahasiswa dari angkatan 57 jurusan Komunikasi Digital dan Media di Sekolah Vokasi IPB University, memiliki perjalanan pendidikan yang penuh warna dan tantangan. Ia lahir di Sukabumi pada 7 Maret  2002, dan menghabiskan masa kecil hingga SMA di kota kelahirannya. Pendidikan dasar hingga menengah atas yang ia jalani tergolong reguler, tanpa hambatan seperti tinggal kelas atau masalah akademik lainnya.

Masa-masa sekolahnya berjalan lancar, hingga akhirnya ia diterima di perguruan tinggi IPB University. Awal perkuliahan ia di Kampus Sekolah Vokasi IPB Sukabumi dengan sistem pembelajaran online akibat pandemi COVID-19. Selama semester pertama hingga keempat, ia harus menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran jarak jauh yang menuntut kemandirian.

Pada semester kelima, sistem hybrid mulai diterapkan, menggabungkan pembelajaran online dan offline. Namun, kebijakan kampus mengharuskan mahasiswa di semester lima angkatan 57 dan sebelumnya untuk pindah ke Bogor karena fasilitas di Kampus Sukabumi belum memadai untuk mendukung kebutuhan mahasiswa tingkat akhir.

Perpindahan ke Kampus Bogor menjadi tantangan baru baginya. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru di Bogor, yang memiliki biaya hidup lebih tinggi dibandingkan Sukabumi. Meskipun demikian, ia berhasil melewati masa itu dengan baik dan melanjutkan perkuliahan secara offline.

Sepanjang perjalanan akademiknya, Saepudiqri telah meraih berbagai prestasi yang membanggakan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Adapun beberapa pencapaian yang berhasil diraihnya seperti, Juara 4 LKKB Nasional UPI (2018), Dakwah Tingkat Kota Sukabumi (2018), Cipta Puisi Nasional (2020), Juara 1 Puisi Artfors (2020), Peraih Medali Perunggu OSN (2021), Finalis 10 Besar Lomba Essay Infrastruktur (2021), Juara 1 Innovation Challenge MDC (2021), Peserta Lomba Fotografi ILOILO University, Thailand (2021), Juara 2 Lomba Video Edukasi, Olimpiade Vokasi Indonesia (2021). Prestasi-prestasi ini menunjukkan dedikasi dan kemampuannya dalam berbagai bidang, mulai dari seni hingga akademik.

Awal Perjalanan dan Motivasi

Perjalanan Saepudiqri sebagai asisten dosen dimulai dari pengamatan dosen terhadap keaktifannya selama kuliah. Sejak semester awal, ia sering diminta membantu dosen dalam berbagai tugas akademik. Teman-temannya bahkan sempat bercanda bahwa ia seperti seorang “asdos” (asisten dosen), karena kerap kali terlihat membantu dosen dengan penuh dedikasi.

Setelah lulus, tawaran resmi menjadi asisten dosen datang dari Bu Alvi Rahmawati, salah satu dosennya. Pada saat itu, ia sudah bekerja sebelum menyelesaikan studinya, tetapi ia tetap menerima tawaran tersebut sebagai peluang untuk menambah pengalaman sekaligus mengisi waktu luang. Ia merasa bahwa menjadi asisten dosen adalah kesempatan berharga untuk belajar lebih banyak tentang dunia akademik sekaligus membantu mahasiswa lain.

Pada semester pertama sebagai asisten dosen, ia mendampingi mata kuliah perfilman dan editing video untuk angkatan 59. Di semester berikutnya, ia mulai lebih aktif dan bahkan meminta sendiri untuk mendampingi mata kuliah yang sesuai dengan minatnya. Saat ini, ia bertanggung jawab atas beberapa mata kuliah seperti big data dan komunikasi budaya di angkatan 61.

Tantangan Selama Kuliah dan Sebagai Asisten Dosen

Selama masa kuliah, ia menghadapi berbagai tantangan yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh. Salah satu tantangan terbesar adalah transisi dari SMA ke dunia perkuliahan yang sangat berbeda dalam hal metode pembelajaran. Jika di SMA siswa cenderung diarahkan oleh guru secara langsung, di bangku kuliah mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri melalui pendekatan Project Based Learning (PBL). Hal ini sempat membuatnya merasa terkejut karena harus beradaptasi dengan cepat.

Selain itu, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 juga membawa tantangan besar baginya dan teman-temannya. Pembelajaran online membuat interaksi sosial terbatas sehingga sulit bagi mereka untuk membangun hubungan erat dengan sesama mahasiswa. Baru pada semester kelima ketika pembelajaran hybrid dimulai, ia bisa merasakan suasana kuliah secara langsung bersama teman-teman seangkatannya.

Sebagai asisten dosen, tantangan yang dihadapi lebih kompleks lagi. Ia harus memahami karakter setiap mahasiswa yang beragam, mulai dari mereka yang mudah memahami materi hingga mereka yang membutuhkan perhatian lebih. Ia juga harus belajar bagaimana bersikap tegas namun tetap bijaksana dalam menghadapi mahasiswa yang kurang disiplin atau tidak fokus selama kelas berlangsung.

Namun demikian, ia melihat tantangan ini sebagai peluang untuk terus belajar dan berkembang. Baginya, memahami karakter mahasiswa adalah bagian penting dari tugas seorang asdos sekaligus bekal jika kelak ia menjadi dosen. Selama menjadi asisten dosen, banyak momen berkesan yang dialami. Salah satu hal yang paling menyenangkan baginya adalah ketika berhasil menyelesaikan tugas penilaian mahasiswa tepat waktu pada hari yang sama setelah kelas selesai.

Hal ini memberinya rasa puas karena tugasnya sebagai asisten dosen telah terselesaikan dengan baik tanpa menumpuk pekerjaan. Selain itu hal lain yang menginspirasi ketika bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa berbakat yang sudah menguasai materi pelajaran bahkan sebelum diajarkan di kelas. Mahasiswa[1]mahasiswa seperti ini memotivasi dirinya untuk terus memberikan bimbingan terbaik agar potensi mereka dapat berkembang lebih jauh.

Rencana Masa Depan

Saepudiqri memiliki impian besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 agar dapat mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dosen. Ia percaya bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju keberhasilan dalam dunia akademik maupun profesional. Selain itu, ia juga bercita-cita memiliki bisnis sendiri suatu hari nanti untuk pengembangan karier dengan memperluas keterampilan. Baginya, perjalanan menuju impian tersebut membutuhkan kesabaran dan kerja keras.

Ia tidak ragu memulai dari posisi asisten dosen sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Melalui perjalanan hidupnya, ia ingin menyampaikan pesan penting kepada generasi muda jangan pernah meremehkan pentingnya membangun koneksi atau relasi selama masa kuliah.

Menurutnya, koneksi yang luas akan sangat membantu ketika memasuki dunia kerja setelah lulus. Ia juga mendorong mahasiswa untuk aktif mengikuti program magang, organisasi kampus, atau kegiatan sertifikasi guna memperluas pengalaman serta jaringan profesional mereka. Selain itu, ia menekankan pentingnya memperbarui profil LinkedIn sebagai salah satu cara membangun citra profesional secara online.

Bagi mereka yang introvert atau kurang pandai bersosialisasi, mengajak untuk perlahan belajar membuka diri agar dapat membangun koneksi dengan orang[1]orang di sekitar mereka. Perjalanan hidup Saepudiqri dari seorang mahasiswa biasa hingga menjadi asisten dosen adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan semangat belajar dapat membawa seseorang menuju kesuksesan akademik maupun profesional. Dengan impian besar untuk melanjutkan pendidikan hingga S3 serta menjadi dosen di masa depan, ia terus berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi dunia pendidikan sekaligus menginspirasi generasi muda melalui kisah hidupnya.

Penulis:  Arsi Astri Hayati Nufus

Redaksi TabikPun :