Pulau Tidung: Tempat Menutup Perjalanan, Membuka Kenangan

Pulau Tidung, menjadi destinasi wisata yang menjadi pilihan Biro Bisnis dan Kemitraan BEM SV IPB Kabiner Eternity periode 2023/2024 untuk merayakan kebersamaan setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban setelah masa kepengurusan berakhir. (Ist)

Tabikpun.com -Pulau Tidung, menjadi destinasi wisata yang menjadi pilihan saya dan teman-teman Biro Bisnis dan Kemitraan BEM SV IPB Kabiner Eternity periode 2023/2024 untuk merayakan kebersamaan setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban setelah masa kepengurusan berakhir. Dengan hanya 370 ribu rupiah per orang, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan.

Laut jernih, snorkeling, dan kebersamaan yang tak tergantikan. Perjalanan yang bukan hanya sekedar liburan, tetapi juga menjadi penutup manis dari perjalanan panjang kami dalam organisasi. Pulau Tidung dikenal dengan keindahan pantainya yang masih alami, suasana yang lebih tenang dibandingankan pulau lain di Kepulauan Seribu, serta beragam aktivitas yang dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau.

Lokasi yang tidak terlalu jauh dari Jakarta membuat pulau ini menjadi pilihan favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana laut tanpa harus mengeluarkan biaya besar atau menempuh perjalanan panjang. Dengan semangat petualangan, kami pun mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai perjalanan yang sudah lama kami rencanakan ini.

Muara Angke dan Ceritanya

Petualangan kami dimulai dari Muara Angke, titik keberangkatan menuju Pulau Tidung. Untuk mengejar kapal dan keindahannya pukul 08.00 WIB, kami memutuskan untuk menginap semalam di sekitar pelabuhan.

Mencari penginapan di area ini memang cukup menantang, tetapi kami menemukan tempat yang nyaman dan sudah sering menjadi tempat peristirahatan bagi mereka yang mau mengejar kapal. Tempat tersebut adalah mushola, yang menjadi pilihan kami untuk beristirahat.

Malam itu, rasa lelah hilang karena antusiasme kami yang tak terbendung. Pagi hari pukul 05.00 WIB kami mulai bersiap-siap dan mencari sarapan disebuah kantin yang ada di Muara Angke, awalnya kami fikir harga yang ditawarkan akan jauh lebih mahal dari biasanya, namun ternyata harganya masih tetap standar dan ramah dikantong.

Saya sendiri membeli seporsi nasi uduk hanya dengan harga 10 ribu rupiah saja. Setelah menyelesaikan semua persiapan dan mendapatkan tiket, kami bergegas menuju pelabuhan untuk menaiki kapal kayu yang akan membawa kami ke Pulau Tidung.

Kapal mulai berlayar tepat dipukul 08.00 WIB, angin laut yang sejuk dan semilir ombak yang tenang menemani perjalan kami. Selama perjalanan kami beristirahat, agar ketika sampai energi kami tetap penuh.

Namun, disela-sela waktu perjalanan selama tiga jam, kami juga menikmati keindahan laut yang membentang luas, sesekali bercanda dan mengabadikan momen di atas kapal. Perjalanan terasa begitu cepat karena suasanya yang tenang dan menyenangkan, terlebih lagi kapal yang kita naiki sama sekali tidak penuh. Lalu, akhirnya kami tiba di Pulau Tidung dan dijemput oleh agen trip.

Lautan Biru dan Petualangan Tak Terlupakan

Setibanya di Pulau Tidung, agen Trip Seceng Island yang bernama Kahfi dan Eko menyambut kami dengan ramah dan langsung mengarahkan ke penginapan. Setelah beristirahat sejenak, kami berganti pakaian renang dan mulai mengeksplor dengan bersepeda mengelilingi pulau.

Udara segar dan pemandangan eksotis menambah gairah kami untuk menjelajah lebih jauh. Pertama kami diajak ke tempat kerangka ikan paus yang ada di Pulau Tidung, lalu kami diajak kepekarangan penyu.

Tidak lama dari itu, kami langsung diajak untuk mencoba snorkeling di spot terbaik di sekitar pulau. Air yang tidak terlalu jernih karena sedang musim hujam tidak menjadi halangan bagi kami untuk melihat keindahan bawah laut yang memukau. Bermain dengan ikan warna-warni di antara terumbu karang membuat pengalaman ini semakin tak terlupakan.

Meskipun, ketika kembali keperahu saya dan teman-teman banyak mendapatkan luka-luka disekitar kaki yang dikarenakan terumbu karang, kami tetap senang dan merasa hal itu tidak menjadi halangan. Tak hanya itu, kami juga menjajal banana boat yang memberikan sensasi terombang-ambing diatas ombak.

Meskipun harus merogoh kocek tambahan, keseruannya tetap sepadan dengan harga yang dibayarkan. Terdapat jasa drone yang nantinya bisa kita tebus dan hasilnya pun tidak mengecewakan.

Selain wahana berbayar terdapat salah satu destinasi yang tak boleh dilewatkan adalah Jembatan Cinta—ikon Pulau Tidung yang terkenal dengan legenda cintanya. Di sini, kami menikmati pemandangan laut dari ketinggian dan mengabadikan momen bersama.

Kami juga mencoba adrenalin seru lainnya di jembatan cinta dengan mencoba melompat dari jembatan, hal ini tetap di awasi oleh agen trip. Setelah mencoba banyak hal, kami kembali ketempat penginapan dan bersiap untuk melihat senja, kami menyaksikan matahari terbenam di pantai.

Langit yang berubah jingga menjadi latar sempurna untuk mengakhiri hari pertama. Malamnya, kami menikmati BBQ yang telah disiapkan oleh Kahfi dan Eko, sambil berbagi cerita dan tawa yang tak henti-henti.

Keakraban yang semakin erat di antara kami menjadikan momen ini lebih dari sekadar perjalanan wisata, tetapi juga kesempatan untuk mengenang kebersamaan dalam organisasi yang telah kami jalani bersama. Tengah malam kami diajak untuk mengililingi pulau lagi menggunakan sepeda, sambil bercerita, mengabadikan momen akhir yang akan dilakukan bersama-sama.

Momen Akhir

Pagi hari di Pulau Tidung dimulai dengan sarapan bersama di tepi pantai. Setelahnya, kami memiliki waktu bebas untuk kembali menjelajahi pulau. Beberapa dari kami berburu oleh-oleh khas, sementara yang lain memilih duduk santai menikmati semilir angin laut.

Saya sendiri diajak oleh Eko untuk mengelilingi seluruh Pulau menggunakan motor. Eko banyak meceritakan tempat-tempat yang ada di Pulau Tidung.

Tak terasa, waktu kepulangan pun tiba. Dengan berat hati, kami meninggalkan Pulau Tidung dan kembali menyeberang ke Muara Angke.

Selama perjalanan pulang, kami tak henti[1]hentinya membahas betapa menyenangkannya pengalaman ini, berharap suatu hari nanti bisa kembali. Kelelahan setelah dua hari penuh aktivitas seru terasa ringan karena kenangan indah yang telah kami rasakan.

Sepadan atau Tidak?

Jika ditanya apakah perjalanan ini sepadan dengan biaya 370 ribu rupiah, jawabannya adalah YA! Dengan harga yang sangat terjangkau, kami mendapatkan pengalaman luar biasa yang sulit dilupakan. Mulai dari snorkeling, bersepeda, menikmati sunset, hingga kebersamaan yang terjalin semakin erat.

Fasilitas yang disediakan juga cukup baik, dengan penginapan yang nyaman serta makanan yang memuaskan. Semua ini membuat perjalanan kami menjadi paket wisata yang lengkap dengan harga yang sangat bersahabat.

Pulau Tidung bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat di mana kami menciptakan kenangan berharga bersama teman-teman. Perjalanan ini mengajarkan kami bahwa kebersamaan adalah hal yang paling berarti dalam setiap perjalanan. Dari matahari terbit hingga terbenam, setiap detik di Pulau Tidung adalah cerita yang layak dikenang. Jadi, kapan kamu akan menjelajahi Pulau Tidung.

Penulis: Wardah Tri Wandini

NIM: J1401231063

Kelas: Q1

Redaksi TabikPun :