METRO – Tak dapat dipungkiri, banyak sektor usaha di Indonesia bahkan negara sangat terasa dampaknya saat diterjang masa Pandemi. bahkan dampak itu berimbas hingga ke pelosok tanah air juga. di Metro Lampung ini misalnya, hampir 3 tahun Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) sempat terbilang lumpuh total akibat wabah mematikan tersebut. Restauran ala Jogjakarta di Bumi Sai Wawai ini misalnya, sangat merasakan betapa dahsyatnya mempengaruhi perekonomian terhadap usaha mereka yang kini masih ditekuni dan mulai bangkit lagi meski Corono belum punah di negeri ini.
Pemilik Gudeg Kangen Jogja, Nana, mangaku sedikit dapat bernafas lega lantaran gudeg toping telur dan ayam yang merupakan menu favoritnya kini dapat operasi lagi karena digemari oleh para pecinta kuliner sejak menjajaki usahanya lima tahun silam.
Bahkan, Gudeg yang berlokasi terbilang masih tempat asri ini, kembali bangkit guna mengobati rasa kangen para pengunjung yang mengidamkan makanan ciri khas Kota Jogjakarta yang selam ini tutup dampak dari Covid-19.
“Awal mulanya itu, yang buka kuliner ibu saya, kemudian saya yang meneruskan usaha keluarga ini. Konsep dasar Gudeg Kangen Jogja ini untuk mengobati rasa kangen masyarakat yang pernah tinggal di Jogjakarta. Apalagi banyak warga Kota Metro yang menimba ilmu di sana, pasti sangat merindukan baik masakan hingga suasana yang tidak ditemukan di Kota Metro,” ujarnya saat ditemui di restauran miliknya yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Imopuro, Metro Pusat, Jumat (17/12/2021).
Dia menuturkan, selain menyajikan gudeg Jogja, menu lain seperti soto dan oleh-oleh seperti bakpia, peyek, dan kripik tempe juga tersaji. Terkesan tak ingin melupakan keasriannya, terlihat interior design bagi pengunjung juga tetap menyajikan suasana Kota Jogjakarta. Serta alunan musik yang menemani pengunjung menyantap gudeg juga setia menggema di kedai tersebut.
“Saat mulai operasi ini kami tetap mempertahankan unsur budaya, serta penataan ruangan agar jarak pengujung tetata dengan mengacu protokol kesehatan. Itu yang harus dipatuhi. Selain itu juga pengunjung menikmati kuliner, pengunjung akan terbawa suasana seolah-olah berada di Kota Jogjakarta. warga Kota metro khususnya tak perlu datang ke jogja untuk makan gudeg, apalagi ini kita tetap masih waspada terhadap covid,” jelas Nana.
“Setelah merasakan rasanya pasti nanti bisa membedakan gudeg kami, pada setiap daerah di Jogja itu mempunyai ciri khas masing-masing. Kalau kami memang tinggal di dekat alun-alun Jogjakarta daerah Wijilan. Di situ memang sentralnya gudeg,” kata dia.
Seperti pada umumnya, semua usaha yang akan dijalankan oleh setiap pengusaha pasti selalu mengalami fluktuasi. Begitupun dengan Gudeg Kangen Jogja ini. Pandemi sempat menyerang berbagi aspek di Kota Metro sejak kedatangannya pada awal 2020 lalu.
Namun dengan kegigihan dan semangatnya, ia tetap bertekad kuat untuk menjalankan usahanya itu. Menurutnya, mengobati masyarakat yang rindu akan makanan khas Jogja sama saja merawat salah satu budaya yang ada di Indonesia.
“Kami sempat terpuruk saat pandemi, tetapi keadaan saat ini sudah mulai membaik. Karena masyarakat juga sudah banyak yang sudah bebas keluar, itu semua karena vaksin juga,” kisahnya.
Dia berharap, Indonesia bahkan metro terbebas dari virus mematikan itu, jika tidak, maka usaha mereka akan terganggu bahkan terancam keberlangsungannya.
Menurutnya, kehadiranya usahanya dapat memberdayakan warga sekitar, Gudeg Kangen Jogja sudah membantu perekonomian di tengah pandemi Covid-19 yang mewabah di Kota Metro.
“Yang kerja ada lima orang dan itu warga sekitar. Alhamdulillah dalam sehari kami dapat menyajikan 100 porsi lebih,” ungkapnya.
Hal serupa juga dirasakan Diky Vernanda, seorang pedagang Mie. Dia sangat gembira lantaran usahanya kembali bangkit dampak dari covid 19. Awalnya diki sudah putus asa dan akan mengakhiri usaha keluarganya tersebut. namun karena pemerintah kota metro sudah mengijinkan dan mulai membangkitkan lagi sektor UMKM, diky bersemangat menekuni usahanya kembali.
” Alhamdulillah pak, kami sudah bisa buka kembali bergadang, dan semoga tidak ada lagi corona di Metro agar kami tidak buka tutup karena gunjang ganjing anjuran dari pemerintah. kalau warung kami buka tutup kan akan berdampak kepada ramainya pelanggan pak,” ujarnya.

sebelumnya Ia mengaku, selama PPKM Mikro diperketat, peroleh omset tidak menentu. namun saat ini sudah mulai pulih normal karena penggan sudah tau bahwa warungnya rutin buka setiap hari.
“Sejak PPKM kemarin diperketat, omset rata-rata 200 ribu rupiah. Karena pembatasan jam operasional jadi turun. tapi kini alhamdulillah bisa mencapai Rp 500 ribu,” terang Diky.
Diky berharap pandemi bisa musnah total di negeri ini, agar sektor UMKM di Kota Metro dapat bangkit kembali sehingga roda perekonomian masyarakat segera stabil. Dan ia menaruh pesan, agar masyarakat khususnya pedagang kecil jangan putus asa dan pandai-pandai menangkap peluang di masa pandemi, serta jangan lupa ikuti anjuran pemerintah untuk selalu patuhi protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker, sering cuci tangan pakai sabun dan terapkan pola hidup bersih sehat.
“Semoga Covid-19 di Indonesia segera berakhir dan omset para pedagang seperti kami bisa meningkat,” pungkasnya. ( AW)















Add Comment