Metro News

Aktivis Kebudayaan Sebut Visi Berbudaya Kota Metro Belum Terwujud

Rifian Al Chepy, Aktivis Kebudayaan dan Mantan Ketua Dewan Kesenian Kota Metro saat dimintai keterangan awak media, Sabtu (6/7/2024). (Mahfi)

METRO – Rifian Al Chepy, Aktivis Kebudayaan dan Mantan Ketua Dewan Kesenian Kota Metro, menyoroti realisasi visi Kota Metro sebagai kota pendidikan yang berbudaya. Pria yang akrab disapa Chepy itu mempertanyakan apakah Kota Metro telah mewujudkan identitas tersebut secara nyata sebagai kota pendidikan.

Chepy mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Kota Metro saat ini, yang sering disebut sebagai kota pendidikan namun masih jauh dari harapan. Menurutnya, pemberdayaan dan penguatan karakter para pendidik di Kota Metro kurang mendapat perhatian yang serius.

“Pemerintah harus memberi perhatian lebih kepada tenaga pendidik, agar mereka mampu mencetak pelajar yang unggul di Kota Metro. Kita perlu mendorong sekolah-sekolah di kota ini untuk memiliki keunikan dan kekuatan karakter budaya yang berbeda dari daerah lain,” ujar Chepy kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).

Chepy juga mengulas melemahnya pendidikan inklusi di Kota Metro. Ia menekankan pentingnya pendidikan inklusi sebagai pintu masuk untuk memperkuat pemberdayaan pendidik di Bumi Sai Wawai.

“Untuk mewujudkan Kota Metro sebagai kota pendidikan, kita harus menguatkan brand pendidikan yang unik dan berkarakter. Jangan hanya berhenti pada jargon semata,” tegasnya.

Dalam pandangannya, istilah berbudaya yang disematkan pada Kota Metro perlu ditelusuri lebih jauh. Chepy mempertanyakan dimana letak denyut budaya yang sebenarnya. Ia membandingkan bagaimana budaya dihargai pada masa lalu dan di era sekarang.

“Apakah Kota Metro yang berbudaya itu kelebihannya dan penguatannya ada di sisi masyarakat yang mana? Bagaimana kota ini bisa menuju visinya sebagai kota pendidikan jika tidak ada wujud kongkrit budaya yang terlihat?” tanyanya.

Selain itu, Chepy mengingatkan akan pesatnya kemajuan teknologi di era digital. Menurutnya, penguasaan teknologi oleh para pendidik di Kota Metro harus dipenuhi untuk menghadapi tantangan zaman. Ia juga menyayangkan bahwa meskipun Metro dijuluki sebagai kota ramah anak, masih terdapat kasus pencabulan terhadap anak di lingkungan pendidikan.

Chepy berharap, dengan perhatian yang lebih serius dari pemerintah dan masyarakat, Kota Metro dapat benar-benar mewujudkan visi sebagai kota pendidikan yang berbudaya dan aman bagi anak-anak. (Mahfi)

About the author

Redaksi TabikPun

Add Comment

Click here to post a comment

Tinggalkan Balasan

IKLAN

IKLAN

%d blogger menyukai ini: